Jumat, 09 Agustus 2013

Book review: Norwegian Wood.


Judul asli: ノルウェイの森 Noruwei no Mori.
Pengarang: Haruki Murakami.
Rilis (Jepang): 1987.
Rilis (Indonesia):

  • Cetakan Pertama, Juli 2005.
  • Cetakan Keempat, Mei 2013.
Penerjemah: Jonjon Johana.
Penerbit: Kepustakaan Populer Gramedia.
Tebal: 426 halaman.
ISBN: 978-979-91-0563-9.

SINOPSIS:
"I once had a girl, or should I say, she once had me.."
Petikan gitar Reiko Ishida yang halus mulai memainkan lagu The Beatles yang berjudul Norwegian Wood, lagu favorit Naoko. Malam yang hanya ditemani lilin kecil membuat ruangan mereka bertiga itu menjadi tempat Toru Watanabe berpikir keras mengenai apa yang telah Ia lalui, khususnya bersama Naoko.
Mengungkap kembali masa lalunya, Toru menyusuri Tokyo, mengarungi pertemanan dan percintaan, hampa dan kehilangan, serta pertemuan dan perpisahan. Hingga suatu hari, sosok Midori Kobayashi, yang datang tanpa diundang, membuat seluruh rencananya berubah seketika.
Saat itulah Toru harus memilih. 


REVIEW:

Pertama melihat buku ini di Goodreads, dengan rating yang cukup tinggi kala itu. Tapi nggak penasaran sama buku ini, karena emang nggak ngerti apa bagusnya. Cuma, gara-gara judul buku ini, jadi sempet dengerin lagunya The Beatles yang Norwegian Wood (The Bird has Flown) yang memang enak + kedengeran ringan dan jenis lagu yang bisa nemenin perjalanan di mobil.
Malahan sempet mikir karena judulnya 'Hutan di Norwegia' mungkin buku ini tentang seseorang yang punya hutan. Eh ternyata diambil dari judul lagunya The Beatles, yang ternyata juga, lagu favorit seorang tokoh dalam buku ini.

  
Saya sudah membaca sinopsis bukunya di Wikipedia berulang-ulang tapi masih nggak 'ngeh sama inti ceritanya, dan baru tahu kalau ada versi filmnya yang dirilis tahun 2010 (Kenichi Matsuyama as Toru, Rinko Kukichi as Naoko and Kiko Mizuhara as Midori.). Ketika melihat buku ini terpampang di New Release, nggak pake mikir langsung ambil. Daripada seumur hidup nggak ngerti sama cerita bikinan master Murakami, mending langsung baca aja. Dan eh, I think I'm too young to read this... (hehehehe).
Sejujurnya, saya suka sama tokoh Toru yang lempeng, biasa-biasa aja, tapi mudah bergaul dan berbicara yang penting-penting doang, walaupun di dalam novel ini Ia sendiri mengakui bahwa dirinya tidak memiliki banyak teman. Gimana ya, kadang-kadang si Toru ini lucu-able, kadang-kadang terlalu dewasa, kadang-kadang malahan kayak anak kecil. Tapi dari keseluruhan novel ini, jelas karakter favorit saya itu Midori Kobayashi! Walaupun cenderung cerewet karena Toru yang pendiam, Midori lucu dan peka, berusaha ngasih 'kode' tapi tetep sabar, berani dan nggak berlarut-larut dalam kesedihan. Istilahnya, Midori ini always ceria, walaupun hatinya mendung.
Dibawakan dengan alur yang agak lambat, menceritakan kisah transisi dari remaja menjadi pra-dewasa. Lucu dan menghibur, cerita yang unik namun terlampau mendetail, terutama mengenai hal-hal dewasanya. Sempet 'iyuh' dan melewati beberapa bagian, tapi memang kayaknya cerita semacam ini khas sekali dengan sang penulis, Haruki Murakami ya? (Saya sedang membaca 1Q84 juga sekarang...)
Overall, saya menikmati tuturan Toru Watanabe, kisahnya dan cara pandangnya yang terbuka dan cenderung masa bodoh, namun saya juga sedikit jengkel dengan sikap masa bodohnya itu. Ada beberapa tokoh yang saya kurang suka.. nanti kalau kalian membacanya, pasti tau.
Tebak kedua tokoh ini namanya siapa... (lupa nama website untuk credits foto ini. Yang jelas dari mbah Gugel.)
Jika diringkas, Norwegian Wood adalah sebuah kisah pemuda Jepang yang mencari makna sebuah cinta melalui serangkaian teka-teki. Orang kian berdatangan, terkadang hanya meninggalkan hangat senyum, terkadang meninggalkan luka yang dalam. Toru Watanabe mencoba melaluinya dengan caranya sendiri, dan Ia yakin bahwa Ia bisa. Tetapi apa yang Ia harus lakukan jika orang yang Ia harapkan, tak yakin akan hal itu? Apakah Toru harus maju, atau diam saja?
Buku ini adalah buku pertama dari Haruki Murakami yang saya baca. Saya sempat membaca sinopsis 1Q84, dan lagi-lagi tidak mengerti. Saat itu juga buku yang punya tiga jilid (versi Jepangnya) belum lengkap edisi translate-nya. Jilid dua ada, tapi jilid satu nggak ada. Untung saja ada paketnya.
Buku ini meninggalkan atmosfir Jepang yang mendalam bagi saya. Ketika membacanya saya seperti berada disana, entah mengapa. Saya jadi ketagihan semua novel yang berlatar belakang di Jepang. Pingin kesana, kesini, ke toko disana, melihat bunga sakura.
Norwegian Wood adalah buku yang mendeskripsikan perasaan hampa dalam bayangan nafsu dan cinta. Menarik, seru, lucu dan mudah dipahami. Hanya satu, mungkin karena versi terjemahan, saya membacanya jadi agak jijik. Itu saja. At least, 3.8/5.
I'm currently reading his 1Q84, struggle with those pages.. Hope can be finished sooner!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar